Minggu, 23 Mei 2010

Pandeglang I'm in lop (hehe)

PETUGAS 3601180
Perjalanan dinas pertama ini kami, mahasiswa STIS, dilibatkan dalam pekerjaan besar bangsa dalam menyediakan data yang baik dan benar mengenai kependudukan yaitu Sensus Penduduk 2010. Tidak tanggung-tanggung tugas pertama kami dalam kegiatan Sensus Penduduk 2010 ini adalah menjadi Petugas Monitoring Kualitas Sensus Penduduk 2010 yang bertugas mendeteksi secara dini kesalahan-kesalahan yang terjadi di lapangan dengan harapan dapat segera diperbaiki oleh petugas lapangan.

Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga karena disamping melatih mahasiswa dalam menerapkan management kerja dan aplikasi ilmu, Sensus Penduduk merupakan pekerjaan yang hanya dilakukan dalam kurun waktu sekali dalam sepuluh tahun sehingga merupakan keberuntungan sekaligus tantangan bagi mahasiswa untuk menunjukan kompetensi dan loyalitas kerja di bawah lembaga yang menaunginya, Badan Pusat Statistik.
Saya bersama sebelas orang lainnya bertugas di Kabupaten Pandeglang, Banten. Uniknya semua petugas MK di Pandeglang ini bukan merupakan mahasiswa yang berasal dari Propinsi Banten. Enam diantara kami berasal dari Tegal (Jawa Tengah) dan enam lainnya berasal dari Papua. Dan hanya satu diantara kami berdua belas yang pernah berkunjung ke daerah Banten, sebelas sisanya ini merupakan pengalaman pertama di daerah Banten. Namun hal itu justru menjadi poin menarik bagi kami untuk menjelajahi dan mengenal daerah baru meskipun kadang kendala bahasa ditemui di lapangan karena beberapa daerah tugas kami adalah pedesaan.
Saya bertugas di Kecamatan Pandeglang. Kecamatan ini hanya terdiri dari empat kelurahan yaitu Kelurahan Pandeglang, Kabayan, Kadomas, dan Babakan Kalanganyar. Berbeda dengan yang saya ketahui sebelumnya ternyata wilayah suatu kelurahan yang saya temui disini jauh lebih luas. Wilayah kelurahan disini terbagi-bagi menjadi wilayah administrasi tidak resmi (mungkin bisa dikatakan secara adat oleh masyarakat sendiri) menjadi beberapa kampung. Mungkin satu kampong terdiri dari satu wilayah RW sehingga satu kelurahan dapat terdiri dari beberapa kampung.
Hari kedua di Pandeglang saya mulai bertugas untuk pengecekan kesesuaian peta dan poin-poin pertanyaan lain yang ada pada kuesioner m11. Hari pertama dimulai dengan kelurahan Pandeglang yang terdekat dengan lokasi penginapan kemudian Kabayan, Kadomas, dan Babakan Kalanganyar pada hari-hari berikutnya. Kesulitan yang ditemui ketika melaksanakan tugas tahap satu ini berbeda-beda menurut karakteristik wilayahnya. Contohnya, pada blok 005B Kelurahan Pandeglang yang merupakan wilayah kota kendala yang ditemui adalah banyaknya perkantoran dan pertokoan serta batas SLS dan blok sensus yang seringkali hanya memiliki batas maya. Rumah atau toko yang bersebelahan tidak jarang merupakan wilayah yang telah berbeda SLS atau blok sensus. Sedangkan wilayah ketiga kelurahan lainnya merupakan wilayah pedesaan sehingga kesulitan seperti itu tidak temui. Kendala pada wilayah pedesaan adalah wilayahnya yang tidak datar dan rumahnya yang agak tersebar, terhalang sawah dan pekarangan yang cukup luas sehingga rawan lewat cacah ketika petugas tidak jeli, contohnya wilayah kelurahan Kabayan yang daerahnya tidak cukup datar serta Babakan Kalanganyar dan Kadomas yang masih banyak tanah kosong dengan pohon-pohon tinggi. Ada pula yang unik pada wilayah blok sensus 001B Kelurahan Kabayan yang terdiri dari tiga SLS. SLS pertama dan kedua memang terletak bersebelahan, namun letak SLS ketiga tidak bersebelahan dan cukup jauh sehingga harus melewati wilayah kelurahan lain untuk menuju SLS ketiga karena tidak ada jalan tembus ke wilayah tersebut.
Setelah selesai tahap pertama, tugas monitoring kualitas tahap kedua untuk pengecekan sampel tujuh rumah tangga pada masing-masing blok sensus dimulai dengan berkoordinasi dengan para Kortim pada masing-masing blok sensus. Dari koordinasi tersebut terlihat para petugas lapangan juga cukup antusias dan menyambut baik adanya kegiatan monitoring. Petugas terpacu untuk melakukan pekerjaan dengan baik agar tidak ditemui kesalahan pada masing-masing wilayah kerjanya. Malah tidak jarang petugas monitoring menjadi ‘sasaran’ diskusi oleh para Kortim dan PCL ketika ditemui kasus baru yang terjadi di lapangan. Koordinasi yang baik membuat tugas tahap dua menjadi terselesaikan dengan cepat dan lancar.
Banyak kesan selama bertugas di Kecamatan Pandeglang. Wilayahnya yang asri dan keramahan penduduk membuat saya ingin kembali berkunjung. Suasana ibukota kabupaten yang identik dengan panas dan daerah sangat padat pemukiman dan pusat pertokoan besar tidak sepenuhnya berlaku. Daerah Pandeglang diapit oleh beberapa gunung seperti gunung Karang dan gunung Pulosari sehingga cuacanya tetap dingin. Hal-hal yang menarik banyak dijumpai selama bertugas. Misalnya di daerah Kabayan, masih banyak dijumpai pondok pesantren atau majlis yang asramanya lazim disebut kobong dalam bahasa Sunda. Secara tidak langsung ini membuktikan bahwa disamping budaya daerah, nuansa religi masih kental dalam budaya masyarakat. Di kelurahan Babakan Kalanganyar banyak masyarakat yang masih menggunakan rumah panggung yang dindinya bamboo dan atapnya kayu atau bamboo.
Ada juga hal-hal menarik lain yang berkaitan dengan penduduk yang ditemui ketika melakukan pencacahan rumah tangga dengan m2. Contohnya sebuah keluarga dengan suami istri yang terbilang masih cukup muda (kurang dari empat puluh tahun) yang memiliki sembilan orang anak yang masih kecil-kecil tidak menyekolahkan anaknya pada sekolah formal. Anak-anaknya hanya dididik sendiri oleh keluarga tersebut dengan majelis agama nonformal yang dikelola oleh orang tuanya. Di kelurahan lain ditemui banyak warganya yang cukup sulit digali informasinya tentang tanggal lahir karena memang tidak tahu dan tidak mengingat atau masih menggunakan penanggalan tradisional. Pernah juga ditemui responden pada satu rumah yang tidak bisa berbahasa Indonesia karena sudah tua. Setelah lama menjelaskan dan kebingungan akhirnya tetangga responden datang dan membantu menerjemahkan pertanyaan-pertanyaan saya ke dalam bahasa Sunda. Cerita lain oleh PCL tempat saya bertugas adalah perjuangan proses pencacahan C1 pada blok sensus wilayah tugas tim yang terletak di Pasir Angin atas (daerah pegunungan yang bagian wilayah pemukimannya terlihat agak berwarna selain hijau ketika memandang siluet gunung dari alun-alun kota Pandeglang) yang dilakukan hingga malam hari dalam keadaan hujan dan jalan tanah hingga PCL sempat terjatuh dari motor pada malam hari ketika hujan saat perjalanan pulang.
Dari pengalaman ini ternyata perjuangan mencari data bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Terutama pada kegiatan Sensus Penduduk ini, petugas lapangan harus selalu sedia tenaga untuk mencapai daerah yang sulit, siap setiap waktu untuk menjangkau responden yang hanya ditemui pada jam-jam tertentu, dan kesabaran serta keramahtamahan untuk menghadapi responden agar tidak menimbulkan rasa enggan untuk menjawab pertanyaan. Dengan adanya kegiatan monitoring diharapkan data yang dihasilkan lebih berkualitas. Semoga Sensus Penduduk kali ini menghasilkan data yang objektif dan benar-benar merupakan representasi kondisi masyarakat saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar