Jumat, 08 Juni 2012

A Bunch of Love from Tereliye

Kedengaran berlebihan ya judulnya? hahaha
Tak apalah, setidaknya dari beberapa novel Tereliye yang saya baca, menurut saya semuanya berkisah tentang C.I.N.T.A



Cinta kan luas maknanya. Cinta pada ayah, pada ibu, pada kekasih, pada kearifan budaya, pada agama, pada kakak atau adik, semuanya juga bisa mencakup tentang cinta kan? Justru inilah yang membuat saya tertarik dengan beberapa karya si penulis.
Tereliye dalam beberapa bukunya berhasil dengan cantik menerjemahkan cinta ini. Perjuangan mencari dan mempertahankan cinta mampu dia tampilkan dengan berbagai sudut pandang. Dalam suatu buku ia tampilkan dengan kisah mellow yang bikin kita nangis bombay, dalam buku yang lain perjuangan cinta itu ia tampilkan menjadi sesuatu yang lumrah, sederhana, dan sangat mudah dipahami. Bahkan kisah cinta yang sedih pun terkadang bisa ia tampilkan dalam gaya bahasa yang santai dan bisa membuat kita tersenyum atau tertawa.


Mari belajar tentang cinta dari novel-novel tereliye,



Ini novel pertama Tereliye yang saya baca. Berlatar kejadian Tsunami besar yang menimpa Aceh tahun 2004 silam, Hafalan Shalat Delisa memotret sisi kejadian dari sudut pandang seorang gadis kecil bernama Delisa.
Dimulai dari kehidupan masa kecilnya yang menyenangkan bersama ayah ibu dan ketiga saudaranya sebelum musibah besar terjadi. Kejadian demi kejadian sederhana yang ia alami mengajarinya banyak hal tentang cinta kepada abi dan umminya (red: ayah dan ibu) dan saudara-saudaranya. Kemudian dihadapkan pada perjalanannya mencari makna keikhlasan menghadapkannya pada kebimbangan saat ia berusaha menghafal bacaan shalat demi mendapatkan hadiah kalung emas yang dijanjikan oleh ibunya. Hingga saat ujian menghafal dilaksanakan, ia yang bertekad kuat menyelesaikan bacaan hafalan shalatnya, musibah terjadi. Tsunami meluluhlantakkan tanah kelahirannya hingga ia kehilangan ibu dan saudara-saudaranya, juga terpisah dari ayahnya. Novel  ini mengajarkan kesederhanaan cinta dari sudut pandang seorang gadis kecil.



Novel ini berkisah tentang perjalanan fantasi tokoh Ray yang diberi kesempatan untuk mengajukan lima pertanyaan tentang makna kehidupan melalui flashback perjalanan kehidupannya. Tentang mencari makna sebenarnya dari kejadian demi kejadian pahit selama hidupnya yang pada akhirnya mematahkan pemberontakan logikanya yang selama ini merasa bahwa betapa hidup tidak adil bagi dirinya. Dibuang orang tuanya di sewaktu bayi, dititipkan di panti asuhan yang sama sekali tidak ia sukai kehidupannya, hidup di jalanan, menemukan cinta sejati, dan kembali diuji dengan kehilangan orang yang ia cintai.
Namun pada akhirnya, jawaban atas kelima pertanyaannya telah ia temukan. Berbagai bentuk cinta yang ia terima dari orang-orang disekitarnya melalui alur demi alur kejadian yang selama ini tidak diketahuinya menyadarkan dia tentang betapa telah ingkarnya dia selama ini tentang adilnya kehidupan.



Kalau yang ini, sudah pernah dibahas di postingan sebelumnya kan? :)




















Buku ini berisi tentang kumpulan cerita pendek mengenai kisah-kisah cinta yang menarik.
Ada yang digambarkan melalui romansa kisah cinta remaja yang sederhana dan lucu. Ada juga kisah pengorbanan cinta sepasang kekasih juga seorang istri untuk suaminya yang begitu mengharu biru.


Ada sebuah quote bagus yang saya dapat dari cerita ini. Bahwa bagaimanapun bentuk kisah cinta yang kita alami, semuanya adalah spesial :)
"Semua pengalaman cinta dan perasaan adalah spesial. Sama spesialnya dengan milik kita, tidak peduli sesederhana apapun itu, sepanjang dibungkus dengan pemahaman-pemahaman baik".

 
Yepp! Selanjutnya adalah Serial Anak-anak Mamak. Buku ini merupakan Tetralogi yang masing-masing diberi judul Eliana, Pukat, Burlian, dan Amelia (yang ini belum terbit bukunya). Berlatar tentang kehidupan kampung yang sederhana di Sumatera dari sebuah keluarga dengan keempat anak: Eliana si sulung, Pukat dan Burlian yang masing-masing anak kedua dan ketiga, dan Amelia si bungsu.






Ketiganya menggambarkan kisah masa kecil yang penuh semangat, rasa ingin tahu, keceriaan, juga keluguan-keluguan yang mereka tampilkan dalam memahami hal-hal tentang petuah kehidupan. Membaca cerita bisa membuat rindu akan kampung halaman dan masa kecil, karna kita akan dibawa ke latar tempat yang begitu asri dengan kemampuan mendeskripsikan suasana yang pintar oleh penulis.
Sederhana, berkesan, dan banyak pelajaran :)







Naaaah, kalau buku yang satu ini masih dalam proses saya baca. Tunggu reviewnya yaa....
Happy reading :)







2 komentar:

  1. Widiii,,pecinta tulisan tere liye juga ternyata,,
    Yuuk,,setuju ama Anda,,ada lagi Non yang bagus,,"Bidadari-Bidadari Surga" dan "Rembulan Tenggelam di Wajahmu"..hunting dah bukunya,,kisahnya mengharukan.. ^^

    BalasHapus
  2. hihi, dari iseng-iseng satu persatu baca bukunya. Jadi banyaaak ternyata.

    Banyak baca, banyak tauuu, banyak nulisss :D

    BalasHapus