Senin, 18 Juni 2012

Koleksi Tas Branded Harga Selangit: Investasi 'ala Shopaholic?

Apa maksud artikel ini? Come, follow me...

Minggu lalu saya barusaja melihat acara talkshow di salah satu stasiun televisi swasta yang dipandu oleh seorang host yang mengembangkan sayap dari dunia magician (hayo tebak siapa?). Kali itu entah apa temanya. menurut dugaan saya si mungkin terkait business around fashions. Bintang tamunya ada fashion designer lokal, pengusaha tas dan aksesoris lokal yang memanfaatkan kain tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, dan yang terakhir adalah salah satu aktris lokal juga. But anyway kali ini saya tidak bermaksud untuk mereview isi acara itu yaa, melainkan tentang hobi mahal ala si artis.



Belakangan lagi sering liat di beberapa acara tv lokal, infotainment lah, berita santai pagi lah, talkshow lah, ada fenomena baru tentang hobi mahal koleksi tas branded. Pelakunya tentu saja orang yang berduit juga. Salah satunya yaa seleb2 itu lah. Bayangkan saja, di acara yang saya liat sang seleb, aktris wanita yang pernah mendadak booming karna jadi korban penganiayaan oleh suaminya si Pangeran Kelantan dari negeri tetangga,  menuturkan sudah ada sekitar 60 tas yang ia punya, meskipun dia bilang tidak semuanya collectable items. Dan saat ditanya berapa range harga tas-tas yang ia punya, si seleb menuturkan bahwa yang terbaru yang ia beli dengan merek HERMES seharga Rp. 540.000.000,-. Wooow harga yang sangat fantastis bukan? Bayangin aja kalo dipake beli nasi uduk, dapat berapa bungkus tuuuh. Hahaha
Di acara lain saya sempat liat juga, aktris Angel Lelga yang pernah tersandung kasus nikah siri dengan raja dangdut (hafal gosip :p) juga memiliki hobi serupa yaitu mengoleksi tas branded berharga puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Merek tas-tas mahal tentunya banyaaaaak, bukan HERMES doang yaa. Dan saya yakin banyaaak lagi seleb2 lain atau kaum sosialita yang juga punya hobi serupa.



Ada beberapa pertanyaan yang nyangkut di benak saya tentang ini.


Pertama: Kok bisa si itu tas harganya semahal itu?
Jawaban paling mungkin yang pertama adalah quality makes price, atau kalau orang Jawa bilang ono rego ono rupo kali yaah. Yang pasti mungkin si tas dibikin dari bahan dengan kualitas terbaik dengan desainer yang original dan dibuat oleh tangan-tangan ahli di bidangnya. Dan yang jelas itu tas pasti limited edition. Pasalnya dituturkan bahwa tiap tas ada serial number-nya, dan bahkan tiap tas juga punya sertifikat. Ebuseeet udah macem beli tanah aja yaak, tas pake sertifikat segala. Selanjutnya yang nggak kalah penting, reputasi perusahaan produsen juga sangat berperan dalam penentuan harga. Dalam artian, kekuatan pasar si perusahaan produsen juga bisa bikin harga produknya makin mahal. Dengan banyaknya permintaan dari konsumen setia, bisa saja kan perusahaan naikin harga "seenak dengkul" buat memaksimalkan laba. Toh, akhirnya kebeli juga kan sama konsumen.


Kedua: Nggak sayang apah beli fashion stuff semahal itu?
Kalo buat kita-kita (red: saya) yang ngerasain susahnya cari duit yaa pasti sayang laaah. Kecuali kalo dikasih yaa nggak mau nolak. Tapi kalo dikasihpun dan tau harganya segitu, mungkin kalimat yang akan terlontar dari mulut saya adalah "bisa nggak dituker aja sama duit?". Tapi siapa juga yang mau ngasih? Hahaha
Lain urusannya kali kalo buat orang-orang dengan penghasilan tinggi. Punya pohon duit kali ya? hahaha




Saat ditanya, kenapa si empunya hobi nggak sayang "buang" duit segitu banyak buat memenuhi hasrat fashionnya, mereka bilang hobi ini juga salah satu bentuk investasi. Kenapa? Karna harga tas-tas ini juga cederung naik dari tahun ke tahun. Jadi, mungkin yaa, maksudnya ketika suatu saat mereka pengen jual itu tas beberapa tahun mendatang, harganya sudah melambung tinggi dan pastinya dapat nilai pengembalian yang lebih banyak kaaan.


Ketiga: Benarkah hobi ini merupakan investasi?
Baiklah, kita tengok dulu konsep apa itu investasi. Sederhananya, investasi adalah mengeluarkan uang saat ini untuk beli sesuatu semacam barang modal dengan maksud mendapatkan keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang. Contoh gampangnya misal beli tanah, beli alat produksi, beli kendaraan dan lain-lain. Dalam perkembangannya investasi juga bisa berupa saham atau surat berharga. Malahan pengembangan keahlian dan SDM juga bisa dikategorikan sebagai investasi.
Atau kata wikipedia istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan.
Secara umum dalam sudut pandang ekonomi, memang tidak ada yang salah dengan pemaknaan investasi dalam kasus hobi mahal ini. Ada unsur: pembelian barang tahan lama dan juga harapan akan keuntungan di masa mendatang. Tapi, secara sosial saya sangat tidak setuju dengan fenomena ini.
Dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang sekarang ini saya pikir there's something wrong with this.Tidak kurang pemberitaan tentang banyaknya masyarakat yang hidup susah dalam kemiskinan, pengangguran dimana-mana, orang-orang yang mengumpulkan rupiah dengan susah payah seratus demi seratus bahkan sekedar untuk memastikan bahwa hari ini ada yang bisa dimakan untuk mengganjal perut, anak-anak yang putus sekolah di level dasar karna harus membantu orangtuanya mencari nafkah.
Bayangkan kalau uang dari hobi hedonis itu disalurkan untuk memberi beasiswa pendidikan untuk anak-anak kurang mampu, misalnya. Atau memberi modal pada pengusaha muda yang sedang berjuang membangun bisnisnya dari bawah namun kesusahan mengumpulkan modal. Bukankah dengan begitu akan ada jauh lebih banyak manfaat yang kita peroleh. Bukan hanya keuntungan yang didapat buat si seleb, tapi juga buat orang-orang di sekitarnya?

Pada akhirnya semuanya memang kembali pada logika dan hati nurani masing-masing. Semoga ke depan makin banyak orang yang tergerak hatinya, memandang investasi ini tidak hanya dari sudut pandang keuntungan pribadi, tapi juga kemanfaatan bagi sekitar.


Regards, :)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar