Jumat, 20 Juli 2012

Menulis Itu Ibadah

Ya, meniatkan menulis sebagai ibadah. 
Itu mungkin salah satu semangat besar saya kenapa sangat ingin terus menulis. Disamping, ingin membuat memoar mengenai apa-apa yang saya pernah rasakan, apa-apa yang pernah saya alami, apa-apa yang saya kerjakan, dan juga apa-apa yang pernah saya pikirkan. Sebuah memoar yang paling tidak lebih nampak wujudnya, dibanding hanya kumpulan ide-ide yang tidak tersampaikan di otak. Mengendap sekian lama, kemudian hilang dimakan waktu karna kapasitas otak saya yang terbatas sehingga ide-ide itu lenyap tergantikan oleh kesibukan-kesibukan lainnya.



Kenapa menulis bisa dibilang ibadah?

Seperti kita semua tahu, ibadah itu ada yang disebut sebagai ibadah mahdzah (langsung) dan ibadah ghoiru mahdzah (tidak langsung). Ibadah mahdzah itu adalah jenis ibadah yang hubungannya langsung dengan Allah SWT, seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Sementara ibadah ghoiru mahdzah adalah ibadah yang tak langsung berhubungan dengan Allah SWT atau dibilang juga berhubungan dengan sesama.

Sudah terbayang, kenapa menulis bisa dikategorikan sebagai ibadah? :)
Tulisan kita bisa menjadi ladang amal tak terbatas bagi kita jika ia menginspirasi orang lain untuk berbuat baik, memberi pengetahuan yang baik, memberi motivasi orang lain untuk lebih baik, dan hal-hal baik lainnya. Tentu tidak lupa kan, bahwa salah satu pahala yang tidak akan putus adalah amal saleh?

Bayangkan misalnya satuuu saja tulisan kita memberi pengetahuan pada seseorang atau menginspirasi dia berbuat sesuatu, kemudian orang itu menyampaikan lagi pada teman atau saudaranya, yang pada akhirnya menginspirasi orang lain lagi untuk melakukan hal serupa, lalu si teman itu juga memberikan nasihat yang sama sehingga menginspirasi orang lain lagi, orang lain lagi dan orang lain lagi. Lihatlah, jika siklus itu tidak terputus.

Jika tulisan kita berisi nasihat baik, berapa banyak orang yang berhasil kita "provokasi"? :)
Sebaliknya, jika tulisan kita berisi sesuatu yang tidak baik, akan berapa banyak pula orang yang terinspirasi bertindak tidak baik setelah membaca tulisan kita? Naudzubillah.

"Maka, tulislah sesuatu yang bermanfaat. Jangan sampai menulis sesuatu yang kelak akan kamu sesali di kemudian hari."

Apapun media menulis yang kita gunakan.
Ng... maksudnya, ini termasuk lagi ngomongin jejaring sosial juga semacam facebook, twitter, atau entah apalagi. Karna mungkin ada beberapa orang yang beranggapan sinis bahwa hal-hal semacam itu salah satunya bertujuan untuk membangun citra diri.

Prinsip saya, hal yang demikian bukan sama sekali bermaksud membangun pencitraan, tapi bukankah alangkah lebih baik jika isi tulisan tersebut bermanfaat daripada membawa mudharat bagi kita atau bagi orang lain. Entah memotivasi, mengisnpirasi, menasihati, mengingatkan kebaikan, dan sebagainya. Masalah pencitraan baik yang terbangun dari situ, yaaa anggap saja itu BONUS   :)


Kalau pandangan orang lain terhadap saya bagaimana yaaa saya kembalikan pada masing-masing. Saya juga masih banyak belajar :)

Regards,






3 komentar:

  1. nyindir aku sing sering misuh nang pesbuk sung :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. isyyyh nggak bermaksud menyindir siapa-siapa loh yaaa :p

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus